Senin, 08 November 2010

Jeruk Nipis

Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat.
Jeruk nipis
Buah jeruk nipis
Buah jeruk nipis
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. aurantifolia
Nama binomial
Citrus aurantifolia
(Christm.) Swingle
berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, umumnya mengandung daging buah masam, agak serupa rasanya dengan lemon.
Jeruk nipis, yang sering dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan, seperti pada soto. Fungsinya sama dengan cuka. Sebagai bahan obat tradisional, perasan langsung buah jeruk nipis dipakai sebagai obat batuk, diberikan bersama dengan kapur untuk menurunkan demam. Perasannya juga dipakai sebagai obat batuk.  

MANFAAT JERUK NIPIS 
TIDAK hanya sebagai minuman yang menyegarkan, jeruk nipis juga memiliki manfaat medis yang tinggi. Air, buah, dan daunnya dapat dijadikan obat bagi penyakit hipertensi, desentri, dan vertigo. Jeruk nipis juga dapat menghilangkan bau mulut dan membakar lemak. Selain itu, masih banyak lagi manfaat lain dari jeruk nipis. Ingin tahu?
Jeruk nipis punya banyak manfaat. Selain menjadi minuman yang menyegarkan, buah yang sudah dikonsumsi ribuan tahun yang lalu ini juga bisa mencegah daan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Memang ada begitu banyak jeruk, antara lain jeruk keprok, jeruk manis, jeruk sitrun, jeruk sambal, jeruk nipis, jeruk mandarin, dan masih banyak lagi yang lainnya. Akan tetapi, dari segi manfaat tidak ada satu pun yang menyamai jeruk nipis.
Jeruk nipis merupakan tumbuhan perdu dengan banyak cabang. Tingginya bisa mencapai enam meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan bertangkai. Bunganya berbentuk bintang berwarna putih. Batangnya berkayu keras dan biasanya berbuah setelah 2,5 tahun. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan yang licin, berkulit tipis, dan berwarna hijau kekuningan jika sudah tua.
Tanaman ini diduga berasal dari daerah India sebelah utara. Buah jeruk nipis mengandung banyak air dan vitamin C yang tinggi. Daun, buah, dan bunganya, mengandung minyak terbang limonin dan linalool. Biasanya jeruk nipis tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah yang banyak terkena sinar matahari.
Masyarakat di Belanda terutama yang berdiam di kota-kota besar seperti Amsterdam, Den Haag, dan Rotterdam, telah mengenal manfaat jeruk nipis sejak beberapa abad lalu. Begitu pula masyarakat di Amerika Serikat. Mereka mulai mengenal manfaat jeruk nipis sejak zaman Indian kuno. Ohio State Biotechnology Centre di kota Columbus, Ohio, Amerika Serikat, pernah melakukan penelitian terhadap jeruk nipis. Hasilnya, jeruk nipis kaya akan vitamin dan mengandung sejumlah mineral. Jeruk nipis yang berkhasiat adalah jeruk nipis yang masih segar, berkulit tipis, serta berwarna hijau kekuningan.
Selain buah, akar, daun, dan bunga jeruk nipis sering digunakan sebagai obat. Menurut dr Prapti Utami, buah jeruk nipis mengandung beberapa zat yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain, asam sitrun, glukosa, lemak, minyak atsiri, vitamin C, kalsium, fosfor, belerang, dan asam amino. “Banyaknya kandungan yang terdapat pada jeruk nipis membuat buah ini banyak digunakan sebagai obat,” terangnya.
Minyak atsiri daun jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus (kuman pada kulit). Air jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggotokan. Bau harumnya membuat enak, sedap ketika kita berkumur. Kulitnya, bila ditahan di dalam mulut, bisa mengharumkan atau mengurangi bau mulut tak sedap dan mengatasi radang karena mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman.
Karena berbagai kandungnan minyak dan zat yang ada di dalamnya, jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung.
Buah jeruk nipis rasanya pahit, asam, sedikit dingin dan berkhasiat untuk menghilangkan sumbatan vital energi. Dapat digunakan sebagai obat batuk, peluruh dahak, peluruh keringat, dan membantu proses pencernaan. Rasa jeruk nipis yang asam bisa membantu membersihkan nikotin yang terdapat pada gigi dan mulut perokok. Kandungan limonin yang terdapat pada jeruk nipis dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah yang secara tidak langsung menurunkan hipertensi.
Dengan meminum air jeruk nipis secara teratur, tiap pagi, siang dan malam, akan terbangun kestabilan dan kerampingan badan. Air jeruk nipis juga dapat mencegah batuk. Tidak hanya itu, jeruk nipis dapat membuat pori-pori kulit menjadi lebih kecil dan melenyapkan lemak pada kulit yang berminyak. Daging buahnya bisa mengurangi panas pada perut.
Sumber : Genie dan http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/12/01/195/169325/manfaat-jeruk-nipis-untuk-kesehatan-dan-kecantikan
                                             

Patimura

KRI Kapitan Patimura

Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, gelintar
KRI Kapitan Patimura (371) merupakan kapal perang tentera laut Indonesia jenis kapal peronda korvet yang sentiasa bersedia mempertahankan negara Indonesia.
Kapal peronda korvet KRI Kapitan Patimura milik Indonesia merupakan kapal peronda korvet jenerasi moden kelas Type 133.1 yang terbaru menyertai tentera laut Indonesia. Kapal peronda KRI Kapitan Patimura memenuhi keperluan Indonesia dan berperanan sebagai kapal anti-kapal selam.
Kapal peronda korvet ini dibina oleh VEB Peenwerft, Wolgast, Jerman Timur, yang digunakan seketika oleh tentera laut Jerman Barat. Ia dibina khusus sebagai kapal anti-kapal selam tetapi boleh berperanan untuk tujuan meronda. Ia boleh dikendalikan oleh 20 hingga 59 orang kaki-tangan.
Kapal lain dalam kelas yang sama termasuk KRI Kapitan Patimura, KRI Unting Suropati, KRI Nuku, KRI Lambung Mangkurat, KRI Tjut Nya Dhien, KRI Sultan Thaha Syaifuddin, KRI Sutanto, KRI Sutedi Senpoputra, KRI Wiratno, KRI Memet Sastrawiria, KRI Tjiptadi, KRI Hasan Basri, KRI Iman Bonjol, KRI Pati Unus, KRI Teuku Umar, dan KRI Silas Papare. Kesemuanya berupaya berperanan bagi pertempuran dibawah permukaan laut "anti-submarine warfare".

R.A Kartini


Ayah Kartini, R.M. Sosroningrat.
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi[2], maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Kartini bersama suaminya, R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat (1903).
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Sekolah Kartini (Kartinischool), 1918.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Se
R.A. Kartini
COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van Raden Ajeng Kartini TMnr 10018776.jpg
Repro negatif potret Raden Ajeng Kartini (foto 1890-an)
Lahir 21 April 1879
Jepara, Jawa Tengah, Indonesia
Meninggal 17 September 1904 (umur 25)
Nama Panggilan Raden Ayu Kartini
Dikenal karena Emansipasi wanita
Agama Islam
Pasangan R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat
kolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.